Selasa, September 23, 2008

Cerita Bukber di Rumah Habibi

Memang berkah buka puasa bersama bener2 nikmat baget.

Gimana engga! rasa seneng, sedih, tawa, canda, cerita, curhat, cinta, opini, ide semua tertuang dalam mangkuk kebersamaan.

Tidak sedikit dari kita yang jaim (Jaga Image) pada saat buka alias ngambil makanan. Dengan alasan “iya, sudah cukup” atau “iya, nanti aja” bahkan ada yang bilang “gw makannya nanti abis tarawih” mereka mengelak dari rezeki yang ada. Padahal, rasa laper dan haus yang masih mendera membuat mereka terus menatapi aneka jenis hidangan di depan mata.

Hh….makan tuch JAIM!!!

Ada hal yg g biasa muncul dari salah satu temen kita.

Yup! Bibi alias Ali Habibi. Selama ini kita mengenal Habibi sebagai orang yg ceria, punya selera humor yang lumayan (lumayan ancur), cerewet, banyak tingkah and…tukang gombal – Tanya Muna kalo g percaya – He…he…he…

Tapi kemaren pas BukBer (buka bersama) di rumahnya, gw dan temen2 liat pemandangan yang beda. Kita sepakat klo bibi pada saat itu jadi sosok yang pendiem, “Mati Gaya Gitoh”. Entah karena sebab apa, tapi yang pasti dia langsung jadi bahan cakkan anak2. ha…ha…ha… :-D

G jauh beda dari Habibi, mantan ketua kelas kita Dwi mm… - dwi nama lengkapnya siapa sih?? gw lupa nich – ah…pokok dia deh! mang yg namanya dwi ada berapa c di kelas. Meskipun dia g dateng tapi tetep,,,jadi bahan lawakannya anak2. gw g tau deh kenapa mereka seneng baget ngeledekin kawan kita yang satu itu. Mungkin karena dia bagiin kartu nama ke temen2 kali – narsis bgt c! – bagiin name card??? Kaya orang bagii kupon sembako aja…

Hh…udah ah ngomongin orangnya. Ngurangin nilai puasa gw aja.

Rencana besok gimana nich; “Jadi ke Cibodas g?”

Sabtu, September 20, 2008

buka puasa sampai 12 Km

Lebih dari 12 ribu meter taplak meja dibentangkan setiap hari di areal Masjid tersebut untuk mereka yang ingin berbuka puasa saat Maghrib tiba, demikian laporan wartawan organisasi Kantor Berita Islam Internasional (IINA).

Orang-orang yang bertugas menyediakan makanan berbuka di Masjidil Haram mengatakan biaya setiap hari mencapai sekitar setengah juta riyal Arab Saudi (sekitar Rp1,22 miliar).

Waktu untuk berbuka puasa tak lebih dari 15 menit, mulai dari petugas menggelar taplak sampai pembersihan sisa makanan.Daerah tempat orang berbuka puasa dibersihkan secepat mungkin agar tersedia ruang untuk melaksanakan Shalat Maghrib.

Makanan tersebut disediakan oleh dermawan dan disajikan dengan bantuan petugas kebersihan.Pemimpin Urusan Dua Tempat Suci Umat Muslim membagi lapangan di sekitar Masjidil Haram menjadi beberapa bagian dan menyiapkan tempat itu buat dermawan yang ingin menyediakan makanan berbuka buat orang-orang yang mengerjakan Puasa Ramadhan.

Santapan berbuka yang diberikan oleh para dermawan tersebut terdiri atas kurma, jus, susu dan kue, tulis IINA.

Kurma dan Air Zam Zam dibagikan lebih dulu sebelum saat berbuka.

Jumlah kurma yang dikonsumsi setiap hari oleh orang yang berbuka puasa di Masjidil Haram diperkirakan berjumlah lebih dari lima juta buah, tulis IINA.

Dengan sebanyak 1,2 juta orang Muslim yang mengerjakan shalat di Masjidil Haram, jumlah itu berarti sama dengan tiga kurma untuk setiap orang.Sementara itu, kata IINA, lebih dari dua juta botol Air Zam Zam dikonsumsi oleh Muslim saat berbuka puasa.

Di tempat Thawaf di dalam Masjidil Haram, taplak untuk berbuka puasa baru digelar pada saat mendekati waktu Maghrib agar tak menghalangi orang yang ingin menyelesaikan Ibadah Thawaf sebelum masuk waktu Maghrib, kata IINA.

Makanan berbuka puasa di dalam Masjidil Haram berbeda dengan yang disajikan di lapangan di luar masjid.Orang tak diperkenankan membawa makanan selain kurma dan kopi ke dalam Masjidil Haram untuk memelihara kebersihan di daerah salah satu Masjid Suci Umat Muslim tersebut.